Citra Indonesia di mata publik Amerika
Serikat kini membaik karena modal ekonomi, politik, dan diplomasi
terus meningkat. Indonesia diperhitungkan karena telah tumbuh menjadi
salah satu kekuatan ekonomi dunia dan negara demokrasi yang besar,
serta memiliki kekuatan lain, yakni keberagaman budaya.
Duta
Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal mengungkapkan hal itu seusai
acara Indonesian Night di University Club of Washington (UCW), Kamis
(1/3) malam, yang dihadiri sekitar 100 anggota klub. "Indonesia saat
ini sedang naik daun di Washington DC atau di AS karena modal ekonomi,
politik, dan diplomasi yang kian meningkat," kata Dubes RI, seperti
dilaporkan wartawan Kompas Pascal Bin Saju, dari Washington DC
semalam.
Masuknya Indonesia di kelompok 20 negara berekonomi
besar (G-20), serta sebagai negara demokratis besar dan negara
terbesar di Asia Tenggara, telah mengubah gambaran publik AS tentang
Indonesia. Kemampuan menjadi contoh dalam mengatasi bencana alam dan
terorisme telah membuat citra Indonesia semakin baik.
Acara
Indonesian Night terselenggara atas kerja sama Kedutaan Besar RI di
Washington dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta.
"Indonesia juga dipandang sebagai negara yang memiliki budaya yang
kuat," kata Dino memberi alasan terselenggaranya acara tersebut di
Washington. Melalui diplomasi budaya, Indonesia dapat semakin disegani
dunia.
UCW merupakan salah satu klub tertua di Washington yang
didirikan pada tahun 1904. UCW adalah wadah berkumpul para pelobi,
pebisnis, anggota parlemen dan senat atau politisi, pegawai pemerintah
dan swasta, serta akademisi dengan para tamu mereka. Saat ini jumlah
anggota klub mencapai lebih dari 2.500 orang.
Anggota UCW
memiliki jaringan yang luas di berbagai bidang, baik organisasi,
sektor publik, ataupun privat. Salah satu presiden klub ini adalah
William Howard Taft, Presiden ke-27 AS (1909-1913), dan anggotanya
antara lain Richard Nixon yang kemudian menjadi Presiden ke-37 AS
(1969-1974).
Malam Indonesia ini diisi pergelaran musik daerah
atau musik tradisional Indonesia. Selain musik angklung interaktif,
ada juga tarian rampak kendang dari Jawa Barat yang dibawakan dua
penari dan empat pemain musik tradisional Sunda.
Acara tersebut
digagas Duta Besar Dino Patti Djalal. Ia mengatakan, acara ini
merupakan bagian dari upaya memperkenalkan Indonesia kepada dunia,
terutama AS. Posisi Indonesia sedang "naik daun" di Washington, atau AS
umumnya, sebagai negara berkembang yang semakin diperhitungkan di
kancah internasional.
Richard Willet, Ketua Komisi Internasional
UCW, menyatakan kekagumannya atas tampilnya musik tradisional
Indonesia yang dibawakan grup musik Ikreasindo, Jawa Barat. Dia yakin
Indonesia bisa mewarnai dunia dengan kekuatan dan keberagaman
budayanya.
Vinsensius Jemadu, Wakil Direktur Promosi Luar Negeri
Wilayah AS dan Pasifik, Kemenpar dan EK, mengatakan, pertumbuhan
turis AS ke Indonesia terus meningkat. Hal itu terjadi selain karena
gencarnya promosi, juga didukung kondisi keamanan Indonesia yang
semakin baik dan kondusif.
Minat wisman asal AS yang berkunjung
ke Indonesia terus meningkat sejak lawatan pertama Presiden Barack
Obama pada awal November 2010. Pertumbuhan meningkat sekitar 13 persen
tahun 2011, dan diharapkan akan terus naik pada tahun ini.
Vinsen,
demikian sapaannya, menjelaskan kenaikan itu membuat kementerian ini
menjadi salah satu institusi penyumbang devisa terbesar bagi negara.
Pada tahun 2010, jumlah wisman AS sekitar 171.528 orang, lalu naik
menjadi 194.000 pada tahun 2011 atau naik sekitar 13 persen.
Tahun
ini, kementerian menargetkan menarik 200.000- 205.000 wisman AS, naik
5 atau 6 persen karena kondisi AS yang masih dilanda krisis keuangan
dan ekonomi.
Jumat, 09 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar